Thursday, April 10, 2014
Menari di atas Telaga Jihad
Istilah terorisme jelas sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Meski demikian, kata tersebut tetap saja menyeramkan layaknya makna yang terkandung di dalamnya. Sebelum berbicara lebih lanjut, penulis perlu menyampaikan bahwa terorisme bukanlah milik salah satu agama tertentu, akan tetapi milik semua elemen, komunitas, dan kelompok yang menebarkan teror itu sendiri.
Akan tetapi di pikiran masyarakat umum, sudah terpatri bahwa terorisme merupakan milik salah satu agama yaitu Islam. Hal tersebut disebabkan maraknya kasi-aksi terorisme yang dilakukan kelompok-kelompok tertentu yang kebetulan berasal dari agama Islam.
Sering kita jumpai bahwa motif dibelakang aksi-aksi yang telah menyakiti umat Islam itu adalah motif agama, dengan kata lain ingin berjihad. Padahal seperti kita ketahui, semua agama tidak menghendaki kekerasan dan aksi teror, begitu juga dengan Islam. Islam merupakan agama yang menebarkan perdamaian dan bertujuan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam.
Akan tetapi, dalam pemahaman beberapa kelompok akan ayat-ayat Allah dalam Al-quran cenderung dangkal dan tidak menyeluruh sehingga muncullah aksi-aksi teroris. Dengan mengatasnamakan jihad seakan-akan Islam halal untuk melakukan apa saja seperti teror, perampokan, pembunuhan, dan lain sebagainya.
Berbicara masalah jihad bukan hanya identik dengan kekerasan namun. Pada dasarnya jihad berarti perjuangan. Dalam aplikasinya, perjuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, bahkan seorang pelajar yang bersungguh-sungguh untuk menuntut ilmu pun dikatakan sedang berjihad. Sungguh ironis, jika ada kelompok yang berpikir bahwa jihad itu harus dengan pedang dan pertumpahan darah. Jihad hanya retorika semata jika dimaknai dengan sempit.
Jihad yang dilakukan oleh kelompok teroris hanya kepalsuan, karena dibalik itu para pemimpin-pemimpin teroris tersebut mempunyai tujuan yang sangat pribadi dan cenderung politis. Pemahaman jihad itu sudah dinodai dengan tindakan kekerasan sehingga berdampak pada citra umat Islam yang lain. Sungguh, para pelaku teror tersebut sedang menari di atas telaga jihad yang akan menenggelamkannya.
Perkembangan kasus terorisme di Indonesia dikatakan cukup dramatis dan tidak ada habis-habisnya. Mulai dari pemberiontakan DI/NII hingga terungkapnya kelompok teroris di Ciputat, Tangerang.
Sebagai bangsa yang besar seharusnya masalah ini dapat kita atasi dengan kerjasama antara masyarakat dan pihak penegak hukum serta memanfaatkan peran ulama untuk mencegah berkembangnya kelompok teroris di Indonesia. Peran umat Islam lainnya sangat dibutuhkan dengan menyebarkan dakwah yang benar tentang jihad dan perjuangan Islam sesuai ajaran yang benar.